Rapuh.. Aku sering membenci diriku sendiri karena begitu rapuh!

Seperti es batu.. Dia keras.. Teguh.. Dingin.. Tapi mudah meleleh..

Begitu menerima kehangatan, dia mencair.. Tapi jika terlalu panas, dia meringis..

Bahkan hal sepele yang didasari ketulusan, membuatnya tak mudah melupakan..

Namun, hal sepele yang tajam pun, membuatnya tergores kesakitan..

,,

Rasanya tak tahan lagi..

Bahkan hal-hal kecil pun begitu menyakiti..

Begitu perih ketika harus menahan tangis agar tak mengalir di pipi..

Begitu sakit ketika perih itu harus terus bersembunyi..

Akhirnya, ketika pertahanan tak mampu lagi..

Aku pergi untuk menutupi air mata ini..

,,

Tak ingin terlihat lemah, meski begitu kenyataannya..

Selalu nampak jahat seolah tak terjadi apa-apa..

Aku benci dengan tatapan kasihan

Aku tidak suka melihat mereka turut menanggung kesedihan

Tak apa.. Biar aku saja..

,,

Belasan tahun yang lalu, Tuhan menarikku dari kematian yang sia-sia

Dia memaksaku tetap bertahan di dunia

Lalu, aku dikenalkan pada tujuan yang mulia

Aku semakin merasakan kasih sayang-Nya

Perlahan semua berubah tak lagi sama

Meski aku mengalami mati rasa

Aku juga pernah merasakan bahagia

,,

Bertahun-tahun masa remaja yang penuh ambisi membuatku kehilangan nurani

Menyakiti orang lain aku tak peduli

Aku hanya jujur dan hidup menjunjung kebenaran yang hakiki

,,

Masa merantau memberikan banyak pelajaran

Aku belajar untuk lebih menghargai perasaan

Aku sadar bahwa hidup tak harus selalu kaku sesuai aturan

Dan aku bersyukur banyak hal bisa berubah karena keadaaan

Simpati dan empati tumbuh membuatku lebih peka terhadap lingkungan

Lakukan apapun yang dibutuhkan

,,

Setelahnya kehidupan kembali membuatku belajar

Ada mimpi yang harus dikejar

Ada tujuan yang harus disasar

Harus bisa membanggakan keluarga besar

,,

Namun, dalam perjalanannya tak selalu mudah

Dua tahun diterjang badai, berusaha untuk tidak kalah

Satu tahun kemudian ditimpa beban dan dihantui rasa bersalah

Apakah harus mengalah?

Apakah aku tidak salah arah?

,,

Seringkali aku ingin mengibarkan bendera putih

Bendera itu beberapa kali sudah ku raih

Namun selalu ku simpan lagi

Hasrat untuk mengibarkannya begitu gigih

Aku sudah berusaha sampai sejauh ini

Menerjang topan yang berkali-kali menghampiri

Haruskah aku berhenti?

Apakah harapanku terlalu tinggi?

Lelah dengan diri sendiri

Dihantui ketidakberdayaan diri

Ku genggam lagi bendera putih

Tapi ku simpan lagi

Setiap kali tanganku meraih bendera itu, tanganku yang lain menahannya untuk berhenti

Bendera itu pun tersimpan kembali

,,

Ya Tuhan, kali ini aku sungguh lelah

Tapi aku tidak boleh menyerah

Aku tidak boleh kalah!

Aku mohon beri perintah

Pilihan hanya membuatku takut melangkah

,,

Keadaan ini menjengkelkan

Menyakitiku perlahan

Luka dalam menembus perasaan

Hampir setiap waktu terus menekan

Menghambat pikiran

Membuat semuanya semakin membosankan

,,

Bendera putih itu masih di sampingku

Setia menunggu

Sepanjang waktu

Dan aku.. Menunggu perintah-Mu

Aku akan berusaha melakukan apapun itu

Melangkah atau berbalik arah

Proposal hidupku sudah diserahkan

Semua target dan impian

Aku akan berusaha menjalankan peran

,,

Ya Tuhan, saat ini aku benar-benar lelah

Merasa payah

Tapi Kau mengajarkan untuk tidak menyerah

Apapun yang bersamamu takkan pernah kalah!

Aku mohon beri perintah

Pilihan hanya membuatku takut salah arah

..